Semuanya Karena Tuhan

Malang-Indonesia, pada tangal 27 dan 28 April menjadi dua tanggal yang menyenangkan bagi Montfortan Indonesia karena dua tanggal ini Montfortan Indonesia melangsungkan dua hal penting, yaitu pentahbisan imam dan empat diakon serta perayaan Hari Raya St. Montfort.

Tahbisan Imam dan Diakon

Perayaan Ekaristi tahbisan 14 diakon dan 2 orang imam dilaksanakan pada tanggal 27 April 2023 dan dimulai tepat pukul 16.30 WIB, dan dilakukan secara offline dan secara online (hibrid).  Misa dipimpin oleh Bapa Uskup malang, Mgr. Hendrikus Pidyarto Gunawan, O.Carm  dan  didampingi oleh dua imam konselebran yakni romo Antonius Tensi,SMM dan Romo Henricus Vidi Krista, Pr (ketua Unio Keuskupan Malang. Selain kedua imam tersebut, perayaan Ekaristi ini  juga dihadiri oleh 150 orang imam. Suasana Perayaan Ekaristi begitu terasa agung dan sangat khusyuk. Nyanyian koor yang dibawahkan oleh paduan suara katedral semakin menambahkan kekhusyukan perayaan ekaristi tahbisan ini.

Ketika menyampaikan homilinya, Bapa Uskup Hendricus Pidyarto Gunawan, O.Carm, mengangkat mengenai perutusan Yesus terhadap para muridNya yang terdapat dalam injil lukas. Beliau menyampaikan bahwa Yesus mengutus tidak hanya 12 rasul, tetapi ada kelompok lain yang jauh lebih besar yaitu kelompok tuju puluh murid. Mereka juga diutus ke setiap kota dan tempat dikunjungi yesus untuk menyiapkan lahan rohani bagi pewartaan injil.

Bapa uskup menggarisbawahi bahwa tidak cukup 12, tidak cukup 70. Masih banyak yang lain yang diperlukan Tuhan untuk mewartakan Injil. Beliau mengatakan bahwa panenan memang banyak, karena Tuhan terus menerus memanggil manusia untuk masuk ke dalam keluarga kudusNya, dan untuk diselamatkan. Tetapi para pekerja sangat sedikit.  Karena itu, beliau meminta untuk terus menerus berdoa dan memohon kepada Tuhan agar semakin banyak pemuda untuk menjadi diakon dan imam.

Tidak sampai di situ, Mgr Pidyarto juga menasihati para calon diakon dan calon imam  bahwa panggilan menjadi imam dan diakon adalah pertama-tama suatu anugerah dari Tuhan. Bukan dari keingian diri sendiri. Tatkala menyadari hal ini, maka, sikap satu-satu yang harus dimiliki oleh semua umat adalah sikap bersyukur atas rahmat Tuhan karena telah memanggil 14 diakon dan 2 imam.

Pada bagian akhir homilinya, bapa uskup keuskupan malang ini, memberikan satu nasihat yang begitu penting dan harus dijalankan oleh keenam belas saudara-saudara kita yang ditahbiskan menjadi imam dan diakon. Beliau mengatakan demikian “saya sungguh berharap keenambelas orang yang menerima rahmat tahbian diakonat dan imam sungguh menyadari bahwa ada kualitas terntentu yang dituntut dari mereka. para diakon dan imam baru diharapaan untuk setia melakukan kewajiban doa. Setia merayakan ekaristi, dan tidak  kala penting mereka juga harus setia pada janji mereka”. Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa “Walaupun pimpinan-pimpinan itu dianggap tidak benar, kurang pintar, dan tidak tepat apa yang diputuskan, paling tidak mereka belajar hidup taat. Ini masalah ketaatan. Ini merupakan kunci kesucian para  imam.  

Sebelum misa selesai, para imam baru yakni Rm. Megi, SMM dan Rm. Bryan, Pr masing-masing memberikan berkat pertama kepada kedua orang tua mereka dan setelah itu, kepada semua umat yang hadir. Setelah itu, komentator mempersilahkan beberapa perwakilan untuk memberikan sambutan. Pertama dari perwakilan orang tua para diakon dan imam baru. ada banyak hal ucapan terima kasih dan syukur yang disampaikan pada kesempatan ini. namun, ada satu poin yang penting untuk terus menerus diingat yang diramu dalam tuju pesan orang tua kepada anaknya. Ibu yang mewakili orang tua, mencoba memberikan 7 pesan dan isi hati orang tua kepada para yubilaris, berikut pesannya: pertama, jagalah dirimu dan hatimu dengan baik. panggilanmu adalah imam untuk selama-lamanya. Kedua, ingatlah tangan kalian sudah diurapi dengan minyak krisma supaya kalian mampu menguduskan umat dan mempersembahkan kurban kepada Allah. ketiga, jadilah pelayan yang baik dan berusaha untuk melayani orang lain dengan rendah hati. Keempat, berdoalah selalu dan bacalah kitab suci. Kelima, menjadi imam di jaman sekarang tidaklah muda, tantangannya sangat berat, mohonlah selalu pada bunda maria agar tetap teguh dalam panggilan. Enam,belajarlah selalu dalam menemukan kehendak Allah. tuju bersikaplah  rendah hati dalam melayani umat dan beranilah minta maaf jika melakukan kesalahan. Ibu itu juga mengajak semua umat untuk mendoakan para diakon dan kedua imam yang baru ditahbiskan agar bisa menjalani panggilan dengan baik.

Selain perwakilan dari orang tua, ada juga perwakilan dari keenambelas saudara yang telah ditahbiskan yang diwakili oleh Romo megi, smm. Beliau menyampaikan ucapan terima kasih selimpah-limpahnya kepada  semua pihak yang telah menyukseskan perayaan tahbisan ini. setelah Rmo megi, hadir juga rmo catur yang mewakili lembaga pendidikan stft widya sasana malang, yang juga menyampaikan ucapan terima kasihnya. Lalu ada romo anton yang juga menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada semua pihak yang terlibat dalam menyukseskan misa tahbisan ini. setelah, menyampaikan hal demikian Romo Anton,SMM juga langsung mengumumkan penempatan kelima konfrater kita yang pertama, Romo Megi akan menjadi anggota tim Pusat Spriritualitas Marial montfortan, Ponsa malang. Kedua, diakon haris diutus ke komunitas Postulat-Novisiat SMM di Ruteng, diakon Siong akan diutus untuk melayani umat di Paroki Santo Antonius Padua Mendalam Keuskupan Sintang, diakon gusti akan diutus ke Paroki Penampakan Tuhan, Siut Melapi Keuskupan Sintang, diakon deni akan diutus ke Paroki Santo Montfort, Poco Keuskupan Ruteng. Pada penutup sambutan, romo Anton berpesan untuk selalu setiap pada Kristus, sang mempelai kita. Setelah semuanya memberi sambutan, bapa uskup pidyarto membuat suasana semakin bersuka cita dengan lawakannya. Beliau tidak menyampaikan sambutan seperti sebelum-sebelumya, sebab semua ucapan terima kasih sudah disampaikan oleh perwakilan sebelumnya. Beliau hanya menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang belum disebutkan yakni para lektor, pemazmur dan  juga  kepada koster.

Setelah misa selelai kuran lebih pukul 19.15 WIB, para imam baru dan keempat belas diakon melakukan foto bersama bapa uskup di depan altar gereja katedral. Setelah berfoto dengan bapa uskup, para imam dan diakon baru berfoto dengan keluarganya masing. Sementara itu, kami para frater dan bruder bergegas pulang kembali ke ponsa menggunakan mobil elf. Kami sengaja pulang karena kami menggunakan dua gelombang. Apalagi di komunitas juga diakan acara penyambutan dan resepsi bersama mensyukuri rahmat Tahbisan dari kelima konfrater kita.

Hari Raya Santo Montfort

Konfrater sekalian yang terkasih, bertepatan dengan Hari Raya Santo Montfort, kami di komunitas Ponsa juga mengadakan bersatu hati dalam misa perdana dari romo Megi, SMM. Sebelum misa, tepat pukul 16.40 WIB, romo Megi didampingi oleh keempat diakon diterima secara adat manggarai (kepok) yang bertempat di depan pintu utama.

Setelah selesai acara penerimaan secara adat manggarai, Perayaan Ekaristi dalam rangka merayakan hari raya santo montfort juga mensyukuri atas rahmat tahbisan imam dan diakon, segera dimulai pukul  17.05 WIB. Romo Megi, SMM menjadi pemimpin misa. Semua terlihat tenang dan damai. Kekhusyukan semakin tercipta dengan nyanyian koor dari fr.alan dkk. Dalam homilinya, ada satu poin penting yang menjadi semangat yang menggerakkan Rm. Megi dalam menjalani Imamatnya, yakni dia harus menjadi seperti keledai tunggangan Yesus. Beliau menyampaikan bahwa baginya menjadi imam berarti siap menjadi miskin dan menjadi pelayan yang rendah hati untuk Tuhan.

Sebelum misa selesai, ada dua sambutan yang dibawahkan. Pertama, oleh Romo Megi sendiri. beliau sekali lagi menyampaikan perasaan syukur dan terima kasihnya kepada Tuhan dan kepada semua pihak yang telah mendukungnya dengan segala cara masing-masing, sehingga beliau dan keempat diakon bisa ditahbiskan. Beliau juga memohon doa dan dukungan bagi mereka berlima, agar tetap semangat dan kuat dalam menjalani hidup panggilan mereka. kedua, sambutan dibawahkan oleh romo Goris,SMM yang mewakili pater provinsial. Kebetulan, Romo Anton dan juga Romo Dwi tidak sempat mengikuti misa perdana dari Romo Megi, karena mereka pada hari yang sama harus berangkat ke Roma untuk mengikuti kapitel Jendral. Romo Goris, dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat kepada Romo Megi. beliau memanggil Romo Megi dengan sebutan lain yakni tuang matias. Romo Goris, mengajak semua yang hadir untuk bersyukur bahwasannya Romo Megi lahir dari begitu banyak rahim yang membentuknya, yang terutama dari rahim Ponsa. ini bukan sebuah kebetulan, Romo Megi ada bukan karena keinginannya, itu semua karena kehendak Tuhan. Maka Romo Goris mengajak untuk senantiasa bersyukur atas hal yang berahmat ini. Setelah itu, Romo Megi memberikan beberapa berkat, pertama untuk orang tua dan keluarga;kedua untuk para Konfrater; dan ketiga untuk semua yang hadir, para tamu undangan dan sahabat kenalan.

Setelah misa, Romo Megi dan keempat diakon mengadakan foto bersama para Romo. Setelah foto bersama di depan altar, acara selanjutnya bertempat di halaman unit satu. Ruang rekreasi s1 juga digunaakan bagi para tamu undangan untuk menikmati santap malam bersama. Sembari menikmati makan yang telah disediakan, para tamu undangan hibur oleh suara merdu dari ftater azis, fr. Herwin, fr. Yusli, fr.valer dan fr evan. Tidak mau kalah, fr. Elfrid juga menunjukan suara emasnya dengan lagu to love somebody. Pada intinya semua yang terjadi pada malam hari ini merupakan bentuk ungkapan kebahagian kita semua atas rahmat yang telah diterima koleh romo Megi dan keempat diakon kita tercinta. Terakhir, acara syukur atas tahbisan imam dan diakon dan juga hari Raya Santo Montfort ditutup dengan joget bersama di halaman unit satu, tepat disamping ruangan rekreasi para frater dan bruder.   

Fr. Rey Naban, SMM

Bagikan: