Terbentuknya PMRSH

Sejarah PMRSH dapat ditelusuri sejak Santo Montfort. Dalam buku Bakti Sejati, Santo Montfort mengungkapkan kerinduan akan kelompok ini. Dalam kesempat ini, Sejarah PMRSH akan digambarkan secara singkat.

Sejarah Singkat Dan Statuta: Buah Kerinduan
Banyak orang tergerak hatinya oleh ajaran-ajaran Santo Louis-Marie de Montfort. Mereka ingin menghayati semangatnya dengan menjalankan tugas dan panggilan hidupnya masing-masing setiap hari. Cikal-bakal kelompok ini sudah ada pada zaman Montfort. Ia sendiri pun merindukan persaudaraan semacam itu seperti terungkap dalam salah satu bukunya,Bakti Sejati kepada Maria (BS). Ia menulis, “… – bakti ini tidak didirikan sebagai persaudaraan meskipun hal itu diinginkan – … .” (BS 227). Sebagai tanggapan atas hasrat dan kerinduan begitu banyak pengikut Santo Montfort, Mgr. Thomas Duhamel, Uskup Agung Ottawa, Kanada, mendirikan Persaudaraan Maria, Ratu Segala Hati. Dalam sebuah surat pastoralnya pada 1907, Mgr. Duhamel mengatakan, “Kami mendirikan, pada 25 Maret 1899, Persaudaraan Maria, Ratu Segala Hati, di Gereja Bunda Maria dari Lourdes, … . Kami merasa betapa senang dan gembira ketika menyaksikan perkembangan begitu luas yang berlangsung dalam delapan tahun oleh persaudaraan saleh ini. Para anggotanya di seluruh dunia kini berjumlah lebih dari seratus ribu orang. Begitu memuaskan juga bagi kita perluasan dan penyebaran di dalam keuskupan ini alat resmi Persaudaraan, Utusan Maria, Ratu Segala Hati (Le Messager de Marie, reine des coeurs), dan juga perkembangan penerbitan Marial lainnya.”Baiklah di sini kami mencatat sedikit tentang sang pendiri Persaudaraan Maria, Ratu Segala Hati. Mgr. Duhamel lahir di Contrecoeur, Provinsi Quebec, pada 06 Desember 1841 dari keluarga petani. Pada 1848, dia datang ke Ottawa. Pada usia yang sangat muda ia belajar di sebuah kolese, didirikan oleh Mgr. Guigues, yang baru saja ditahbiskan menjadi uskup. Kolese inilah yang kemudian menjadi Universitas Ottawa (Université d’Ottawa). Kemudian pada usia 16 tahun ia belajar di seminari. Setelah menjadi imam, ia menggantikan pendahulunya, Mgr. Guigues, sebagai uskup pada 1874. Mgr. Thomas Duhamel meninggal dunia di Casselman, Ontario, pada Sabtu 5 Juni 1909. Saat itu ia sedang dalam perjalanan melayani Sakramen Krisma. Dia menjadi uskup Ottawa selama hampir 35 tahun. Sebagai uskup, Mgr.Duhamel mempunyai penghormatan yang jelas kepada Bunda Maria, Ratu Segala Hati. Hal ini bisa dilihat dari surat-surat pastoralnya kepada para imam yang ia sampaikan dalam bahasa ibu dari 1900 hingga Juni 1909. Halaman pertama pelbagai suratnya itu tertera pesan: menuju kepada Yesus melalui Maria, Ratu Segala Hati (Tout à Jésus par Marie, reine de coeurs). Dia menganggap bahwa pendirian Persaudaraan Maria Ratu Segala Hati merupakan tindakan yang paling layak di masa episkopatnya. Inilah pengalaman yang paling suka ia kenang di antara sekian banyak tindakannya. Sambil menyatakan bahwa seorang anak mengenang apa dengan senang hati apa yang telah dia lakukan bagi ibunya, Mgr. Duhamel sangat berterima kasih kepada para Pater Montfortan yang telah memberikan kesempatan kepadanya untuk melakukan sesuatu yang sangat istimewa bagi Bunda Tuhan. “Adalah keinginan setiap imam, setiap uskup, untuk bertindak demikian agar Maria dicintai dan itulah mimpi masa episkopatku untuk melakukan sesuatu yang sangat istimewa bagi Bunda Tuhan.” Demikian pengakuan Mgr. Duhamel. Persaudaraan Maria, Ratu Segala Hati pun berkembang cepat ke Italia dan kemudian tersebar ke seluruh dunia.

Peningkatan Status
Sejarah PMRSH semakin menggembirakan dengan adanya perubahan status. Pada 28 April 1913, Paus Pius X meningkatkan status Persaudaraan tersebut menjadi “Perserikatan Agung” di Roma. Lalu, pada 1955 Tahta Suci mendirikan sebuah persaudaraan bagi para imam yang disebut “Asosiasi para Imam Maria”. Setelah Konsili Vatikan II, terjadi banyak pembaharuan Kongregasi-kongregasi Religius di seluruh dunia. Demikian pula terjadi perubahan pandangan atas Persaudaraan dan Asosiasi para Imam. Karena itu, kemudian diputuskan untuk menyatukan persaudaraan dan asosiasi itu dalam satu wadah. Selain itu, Vatikan II memberikan perhatian khusus terhadap peran kaum awam dalam Gereja. Lalu, Paus Yohanes Paulus II dalam amanat apostoliknya, Vita Consecrata, yang berbicara tentang kehidupan religius, juga menyinggung soal “misi kaum awam”. 

Sebagai tanggapan atas semuanya itu, Serikat Maria Montfortan (SMM) telah menyusun sebuah Statuta baru bagi persaudaraan itu. Pada 26 April 2001, Tahta Suci melalui Kongregasi untuk Hidup Bakti dan Asosiasi Hidup Kerasulan mengesahkan Statuta baru tersebut. Selanjutnya persaudaraan itu disebut Perserikatan Maria Ratu Segala Hati (PMRSH). Seperti diuraikan dalam Statuta-nya, perserikatan PMRSH ini tidak memiliki struktur organisasi sendiri, melainkan secara organis bersatu dengan SMM. Dengan demikian, Pemimpin Umum SMM sekaligus menjadi Pemimpin Umum perserikatan (Statuta art. 2 §1, art. 4). Dialah yang berhak mendirikan cabang-cabang dan pusat-pusat perserikatan. Kini PMRSH ini memiliki 140 pusat yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Dengan memilih nama Perserikatan Maria Raru Segala Hati (PMRSH), di Indonesia, perserikatan ini sudah mulai dihidupkan di Keuskupan Ruteng, Flores, Keuskupan Bandung, Keuskupan Malang, Keuskupan Sintang, Kalimantan Barat. Saat ini PMRSH terus diperkenalkan kepada umat yang berminat ikut ambil bagian dalam menghayati semangat (spiritualitas) Santo Montfort.

Tujuan
Secara singkat dapat dijelaskan, PMRSH atau KSM ini dibentuk dengan tujuan agar semakin banyak orang, termasuk kaum awam, ikut ambil bagian dalam karya perutusan para Montfortan di dalam Gereja, yakni menyiapkan Kerajaan Kristus di dunia melalui Bunda Maria. Tugas itu dilaksanakan dengan menghayati janji-janji baptis dalam hidup setiap hari. Janji-janji baptis itu mesti dibaharui terus-menerus seumur hidup. Menurut St. Montfort, cara paling sempurna untuk membaharui janji-janji Baptis adalah membaktikan diri seutuhnya kepada Kristus, Kebijaksanaan yang menjelma, melalui tangan Santa Perawan Maria. Dengan demikian, para anggota PMRSH menjadi saksisaksi Injil setiap hari, sesuai dengan status hidupnya masing-masing. Oleh karena itu, dalam arti tertentu, PMRSH bisa disebut sebagai “perluasan” SMM. Namun, SMM tidak bermaksud mencari calon-calon anggota bagi dirinya, melainkan agar “‘Santa Perawan mempunyai lebih banyak anak, hamba, dan pelayan cinta daripada sebelumnya, dan agar melalui mereka Yesus Kristus, … akan lebih meraja dalam hati manusia” (Statuta , art. 2).

Keanggotaan
Perserikatan ini terbuka bagi semua orang Katolik (awam, imam, kaum religius) yang ingin mengikuti jalan rohani dan rasuli yang diusulkan oleh Santo Montfort (Statuta art. 8). Kaum religius, yang hendak bergabung, perlu memperhatikan ketentuan Hukum Kanonik: “Para anggota tarekat-tarekat religius dapat mendaftarkan diri pada perserikatan-perserikatan menurut norma hukum tarekat sendiri, dengan persetujuan Pemimpin masing-masing” (KHK 307, §3). Setelah mengikuti pendampingan yang perlu, para calon anggota mengajukan permohonan kepada Pemimpin yang ditunjuk. Di dalam permohonan itu mereka mengungkapkan motivasinya untuk menjadi anggota PMRSH. Selanjutnya, mereka mengikuti persiapan pembaktian diri selama 33 hari. Setelah itu, mereka melakukan pembaktian diri meriah di hadapan Pemimpin Perserikatan atau wakilnya. Setiap calon anggota membaktikan diri kepada Yesus Kristus, Kebijaksanaan Abadi dan yang Menjelma, melalui tangan Maria, menurut rumusan Santo Montfort. Pada saat itulah para calon diterima secara resmi sebagai anggota dan namanya dicatat di dalam Buku Induk Daftar anggota PMRSH yang ada di Rumah Pemimpin Umum SMM, di Roma.

Sejarah PMRSH dan perkembangannya akan terus berlanjut seiring dengan bertambahnya para awam yang menghayati spiritualitas Santo Montfort.