Serikat Maria Montfortan
Serikat Maria Montfortan didirikan oleh santo Montfort. Montfort melihat kebutuhan akan sekelompok imam yang mewartakan yang sungguh-sungguh memiliki semangat merasul. Hal ini tercemin dalam suratnya kepada Pater Leschassier: “… Mengingat kebutuhan-kebutuhan Gereja, saya tidak bisa mengelak meminta terus-menerus sambil berkeluh kesah sebuah kumpulan kecil dan miskin imam-imam baik yang melaksanakan tugas ini di bawah panji dan perlindungan Santa Perawan Maria” (S 5).
Dari surat ini ada 3 hal yang penting, yang menjadi unsur penting bagi Serikat Maria Montfortan, yaitu Kelompok/serikat, merasul/misionaris, dan Marial. Unsur-unsur ini dituangkan dan dijelaskan dalam buku Montfortan Masa Kini.
Misionaris
Montfort menghendaki agar kita menjadi “misionaris”, untuk melanjutkan perutusan Kristus yang dipercayakan oleh-Nya kepada Gereja-Nya: “Mereka harus menjadi misionaris misionaris yang ulung dalam Gereja Mu…” (DM 3). Mereka dipanggil oleh Allah untuk melakukan karya misi… (RIM 2).
Misi kita di dalam Gereja ialah mengungkapkan misteri keselamatan kepada mereka yang belum mengenalnya, membuatnya ditemukan kembali dan diperdalam oleh mereka yang sudah mendengar Kabar Gembira, melalui suatu kesadaran kembali akan makna janji-janji Baptis mereka.
Para misionaris Serikat Maria Montfortan mewartakan Yesus Kristus, Kebijaksanaan yang menjelma menjadi manusia, baik oleh kesaksian hidup mereka maupun oleh perkataan mereka, dalam dunia yang menuntut banyak, yang hanya mulai percaya bilamana perkataan‑perkataan ditegaskan oleh teladan: “Misionaris rasuli ini lebih dulu melakukan sendiri apa yang diajarkannya kepada orang lain: cœpit Jesus facere et docere” (Kis 1:1; RIM 62).
Serikat
Kata Serikat menggambarkan bahwa para anggota Serikat Maria Montfortan menghayati hidup komunitas; hidup dalam kebersamaan. Hidup komunitas yang tidak terlepas dari pewartaan dan kerasulan.
Untuk melaksanakan karya misioner, Montfort menginginkan sebuah komunitas, artinya: sebuah kelompok, suatu kongregasi, suatu perkumpulan, suatu regu pilihan, suatu kawanan, suatu kompi, suatu batalyon… (lih. DM 18) dan bukan individu-individu yang terpencar atau disandingkan.
Sebuah komunitas yang bersatu: “Ya Tuhan, kumpulkanlah kami, satukanlah kami… ” (DM 18)
Sebuah komunitas yang hidup dalam cinta kasih, yang merupakan “kehidupan, ikatan dan penjaga Serikat” (RIM 45), dan di mana semua saling mendukung dan merasa bertanggung jawab satu sama lain.
Sebuah komunitas yang tertib: “sebuah pasukan yang siap tempur dan rapi teratur…” (DM 29).
Sebuah komunitas yang cakap, yang nilainya lebih ditentukan oleh mutu dari pada oleh jumlah: ia kecil, miskin, tak terpandang dan lemah di hadapan kebesaran dunia, tetapi ia kaya dalam Allah dan terpisah dari khalayak ramai demi kesejahteraan Gereja (lih. AAS 2;7).
Sebuah komunitas yang miskin, di mana segala sesuatu dijadikan kepunyaan bersama oleh para misionaris yang tidak mempunyai benefisi… tanpa harta milik yang fana… lepas bebas dari setiap harta duniawi yang dapat merintangi atau menambatkan mereka… (bdk. RIM 5 6)
… dan sepenuhnya berpasrah kepada Penyelenggaraan Bapa, yang bertugas untuk memberi mereka pakaian dan makanan serta untuk memelihara mereka (lih. AAS 4).
Sebuah komunitas yang bebas sesuai dengan kebebasan Allah, di mana para anggotanya “lepas bebas dari segala sesuatu… tanpa sanak saudara… tanpa masalah dan beban…” (DM 7).