gambar santo montfort, pendiri serikat maria

Pendirian Serikat Maria

Pendirian Serikat Maria sudah didambakan oleh Santo Montfort sejak awal berkarya sebagai seorang imam. Serikat Maria Montfortan (SMM) merupakan nama yang sekarang ini dipakai, tetapi sebelumnya dipakai Santo Montfort menamai Kelompok yang dibangunnya adalah serikat Maria.

Terdorong oleh keinginan menjadi imam Louis-Marie de Montfort berjalan kaki sepanjang 300 km dari Rennes menuju Paris (1692). Dia mendapat pendidikan imamat di Seminari Tinggi Saint Sulpice di Paris dan mengikuti pendidikan akademik di Universitas Sorbone. Pada zaman itu, Saint Sulpice merupakan pusat pendidikan para calon imam di Perancis. Seminari ini terbagi atas Saint Sulpice Besar (Grand Séminaire de Saint Sulpice) dan Saint Sulpice Kecil (Petit Séminaire de Saint Sulpice). Saint Sulpice Besar menampung anak-anak kaum bangsawan dan orang-orang kaya, dan Saint Sulpice Kecil menampung para seminaris dari kaum kecil dan miskin. Louis de Montfort tentu saja termasuk dalam golongan kecil ini. Untuk membantu kehidupan komunitas, mereka diminta untuk bekerja, antara lain menjaga jenazah di rumah duka. Setelah belajar selama 8 tahun di Saint Sulpice, Montfort ditahbiskan menjadi imam tanggal 5 Juni 1700 oleh Mgr. de Flamenville di Paris di kapel istana Keuskupan Paris.

Tahun-tahun pertama imamat Montfort diwarnai ketidakpastian. Dia berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain dan berganti-ganti dari karya pastoral yang satu ke karya pastoral yang lainnya. Banyak orang yang mengaguminya dan tidak sedikit pula yang membenci dan bahkan menolaknya.

Setelah ditahbiskan menjadi imam, Montfort berangkat ke Nantes dan bergabung dalam komunitas St. Clement, komunitas para klerus pimpinan Pater Lévêque yang menyelenggarakan karya misi rakyat. Setelah beberapa bulan di Nantes, Montfort merasa bahwa karya misi komunitas ini tidak sesuai yang diharapkannya. Dalam kegundahannya dia menulis kepada Pater Leschassier: “Dalam situasi seperti ini, sejak saya di sini, saya merasa seperti terombang-ambing antara dua perasaan yang rupanya bertentangan. Dari satu pihak, saya merasakan suatu kerinduan akan kesepian dan hidup tersembunyi untuk membasmi dan memerangi kodrat busuk yang suka timbul dalam diriku. Dari pihak lain, saya merasakan suatu dorongan besar untuk membuat Tuhan Yesus dan Bunda-Nya dicintai, untuk pergi sebagai orang miskin dan bersahaja, mengajar katekismus kepada orang-orang miskin di pedalaman dan mengajak para pendosa agar berdevosi kepada Santa Perawan Maria. Mengingat kebutuhan-kebutuhan Gereja, saya tidak bisa mengelak meminta terus-menerus sambil berkeluh kesah sebuah kumpulan kecil dan miskin imam-imam baik yang melaksanaan tugas ini di bawah panji dan perlindungan Santa Perawan Maria” (KS #5). Dalam surat inilah kita mengetahui kerinduannya untuk pendirian Serikat Maria.

Karena merasa tidak betah di komunitas St. Clement di Nantes, dia menerima tawaran untuk bekerja di rumah sakit di Poitiers. Rumah sakit ini bukanlah tempat untuk merawat orang sakit, melainkan penampungan para gelandangan dan pengemis. Karena hubungannya yang tidak harmonis dengan para pengurus di rumah sakit itu, maka Montfort keluar dan kemudian berkelana bagaikan gelandangan di kota Paris, tanpa tempat tinggal dan pekerjaan yang jelas. Kemudian Montfort kembali ke Poitiers dan bekerja di rumah sakit yang sama. Selain bekerja di rumah sakit, Montfort juga memberikan pelayanan pastoral dan sakramental di sekitar Poitiers.

Dalam ketidakpastian akan karya dan perutusaanya, Montfort memutuskan untuk berziarah ke Roma, mau bertemu dengan Sri Paus dan meminta petunjuk langsung dari Bapak Suci. Tahun 1706 dia berjalan kaki dari Perancis barat menuju Roma dengan bermodalkan tongkat dan Rosario di tangannya. Setelah melalui perjalanan yang panjang dan melelahkan, akhirnya Montfort tiba di Roma awal Juni 1706 mendapat kesempatan untuk bertemu Paus Clement XI. Montfort menceritakan perjalanan imamatnya selama 6 tahun yang serba tidak jelas dan tidak pasti dan mengungkapkan kerinduannya untuk menjadi misionaris di dunia bagian timur. Namun Sri Paus menyarankan untuk bertahan di Perancis: “Di Perancis Anda mempunyai ladang yang cukup luas, cukup untuk mengembangkan kegiatanmu. Jangan pergi ke tempat lain; hendaklah Anda selalu bekerja dalam penuh ketaatan kepada para uskup di mana pun Anda bekerja.” Kemudian Sri Paus memberikannya gelar “Misionaris Apostolik”.

Dengan gelar ini Montfort mendapat hak untuk menjalankan karya misi, namun harus tetap meminta izin kepada uskup setempat.Setelah bertemu dengan Bapak Suci, Montfort kembali lagi ke Perancis dengan berjalan kaki. Sebagai bentuk rasa syukur, setibanya di Perancis dia langsung mengadakan retret pribadi di pertapaan Mount Saint Michelle dan berziarah ke Notre Dame de Ardillies di Saumur. Selama tahun 1706 sampai 1710 Montfort menjalankan karya misi di wilayah Bretagne, yaitu di Keuskupan Saint Malo, Saint Brieuc dan Nantes. Mereka menempati sebuah rumah di Saint Lazare, dekat Montfort sur Meu.  Rumah ini memang bukan milik ayahnya, namun diurus oleh ayahnya dan Montfort beserta para pengikutnya boleh menggunakannya. Misi di wilayah ini berakhir setelah kalvari yang didirikan Montfort di Pontchateau dihancurkan atas perintah raja Louis XIV.

Kemudian Montfort berpindah ke daerah La Rochelle. Selama periode 1710-1716 Montfort bisa menjalankan misinya dengan terencana di Keuskupan La Rochelle dan Luçon. Para Uskup di wilayah ini menerima Montfort dengan sangat baik dan mengizinkan dia untuk berkarya dengan tenang. Di daerah inilah dia bisa memikirkan masa depan kelompok yang mulai dirintisnya, menyusun regulanya dan menulis buku. Dia juga memanggil para suster Puteri Kebijaksanaan dari Poitiers  ke La Rohelle untuk membangun sekolah bagi anak-anak dan melayani orang sakit di rumah sakit. Kelelahan fisik dan psikologis menghantar Montfort ke akhir hidupnya. Dia meninggal di Saint Laurent sur Sévre tanggal 28 April 1716 dalam usia 43 tahun dan hanya 16 tahun menjalani imamatnya.

Kematian Montfort bukanlah akhir dari karyanya. Sejak awal dia sudah mengimpikan suatu kelompok yang mewartakan Injil di bawah perlindungan Bunda Maria, seperti dalam suratnya kepada Pater Leschassier: “Mengingat kebutuhan-kebutuhan Gereja, saya tidak bisa mengelak meminta terus-menerus sambil berkeluh kesah sebuah kumpulan kecil dan miskin imam-imam baik yang melaksanaan tugas ini di bawah panji dan perlindungan Santa Perawan Maria” (KS #5) Kerinduan ini dipertegas dalam doanya, yang disebut Doa Menggelora, “Ingatlah ya Tuhan akan kongregasi-Mu ini. Dari kekal Engkau telah mengandungnya dalam pikiran-Mu sendiri”. “Utuslah pekerja-pekerja yang baik ke dalam panenan-Mu dan misionaris-misionaris yang ulung ke dalam Gereja-Mu”. Dalam refleksi Louis-Marie Girgnion de Montfort, kongregasi yang dicita-citakannya adalah kumpulan anak-anak Bunda Maria yang melaksanakan karyanya melalui Maria, bersama Maria, dan dalam Maria. Hal ini terungkap dalam doanya, “Jangan lupa memberikan kepada BundaMu Serikat baru, supaya membaharui segala-galanya melalui dia, dan menyelesaikan zaman rahmat melalui Maria, sebagaimana Engkau telah memulainya melalui dia”.

Kerinduan ini sudah mulai menunjukkan tanda-tanda perwujudannya sejak awal. Ketika berkarya di Poitiers dia berhasil meyakinkan seorang gadis, yaitu Marie-Louise Trichet (1684-1759)  untuk menjadi pengikutnya.  Pada 2 Februari 1703, Marie-Louise Trichet menerima jubah abu-abu dari Montfort di kapel wisma tuna harta di Poitiers. Pengikut pria pertama adalah Mathurin Rangeard (1687-1760), seorang pemuda yang djumpainya di sebuah kapel di Poitiers tahun 1705. Mathurin sebenarnya sedang dalam perjalanan menuju biara Kapusin karena dirinya mau bergabung menjadi bruder Kapusin. Namun Montfort berhasil meyakinkannya sehingga Mathurin batal masuk Kapusin lalu menjadi berpindah haluan menjadi pengikut Montfort.

Meskipun sejarah mencatat bahwa Br. Mathurin tidak pernah mengucapkan kaul kebiaraan, namun dia diakui sebagai anggota pertama Serikat Maria Montfortan dan tahun perjumpaannya dengan Montfort (1705) dianggap sebagai tahun berdirinya SMM. Selama menjalankan karya misinya, Montfort ditemani oleh para pengikutnya, baik imam maupun awam. Namun mereka datang dan pergi tanpa mengikatkan diri secara tetap dengan kelompok misionaris ini. Ketika Montfort meninggal dunia tahun 1716, hanya dua imam yang secara resmi dianggap sebagai pengikut Montfort, yaitu Adrien Vatel (1680- ) dan René Mulot (1683-1749). Bersama Br. Mathurin kedua imam ini melanjutkan karya Montfort di Perancis. Namun pelan tapi pasti, kelompok misionaris ini bertambah jumlahnya dan memperluas wilayah misinya serta menjadi serikat yang diakui Gereja Katolik.

Nama kelompok ini berubah dari waktu ke waktu. Montfort menghendaki namanya Serikat Maria namun orang sering menyebut mereka Montfortan. Sepeninggal Montfort, kepemimpinan diteruskan oleh René Mulot lalu mereka disebut Mulotian dengan nama serikatnya menjadi Serikat Roh Kudus. Tahun 1853 Paus Pius IX mengakui Serikat ini menjadi Serikat Kapausan dan Sri Paus menghendaki agar para imam kembali ke regula dasar dan kepada nama yang dikehendaki Montfort, yaitu imam Misionaris Serikat Maria. Dalam rangka beatifikasi Montfort tahun 1888, Paus Leo XIII mengubah nama Serikat ini menjadi Serikat Maria dari Beato Montfort. Perubahan ini dirasa perlu karena pada saat itu sudah ada tarekat lain yang bernama Serikat Maria. Namun sejak tahun 1919 sampai sekarang namanya menjadi Serikat Maria Montfortan.

Mimpi Pendirian Serikat Maria telah terwujud dan Serikat Maria terus berkembang. Mengingat pesan Paus Clement XI agar Montfort menyalurkan energi misionernya di Perancis, maka para Montfortan merasa bahwa SMM itu khusus untuk Perancis. Namun Konstitusi SMM tahun 1853 mengatakan bahwa Para imam Serikat Maria selalu siap untuk membawa obor Injil ke manapun mereka diutus, entah di Perancis atau ke negara lain, sejauh Wakil Kristus menghendakinya. Misi luar Perancis pertama adalah Haiti. Perubahan ini membuka jalan bagi perubahan berikutnya. Regula dasar menegaskan bahwa para misionaris tidak boleh terikat pada karya formasi (tidak membuka seminari). Dengan demikian, tambahan anggota hanya mengharapkan imam-imam yang bersedia bergabung menjadi Montfortan. Namun tahun 1874, demi kepentingan tenaga misionaris untuk Haiti, para Montfortan membuka Sekolah Apostolik di Perancis.

Situasi politik Perancis, semangat anti klerus dan penganiayaan terhadap hirarki memaksa para Montfortan untuk mencari tempat yang aman bagi pembinaan para calonnya. Tahun 1881 Novisiat Montfortan dipindahkan ke Belanda. Daerah misi baru yang dibidik SMM adalah Kanada. Pada 1883 seorang imam dan 5 bruder tiba di Kanada dan menjadi perintis karya Montfortan di sana. Tahun 1899 mereka mulai membuka Sekolah Apostolik di Huberdeau yang selama puluhan tahun menghasilkan tenaga-tenaga misionaris. Setelah 10 tahun di Kanada, tahun 1903 SMM Kanada melebarkan sayapnya ke Amerika. Demikianlah SMM menyebar ke seluruh Eropa dan dunia termasuk kemudian Amerika Latin, Afrika, dan Asia termasuk Indonesia.

Pendirian Serikat Maria telah terwujud dan para Montfortan terus melanjutkan mimpi ini dengan mengembangkan Serikat Maria Montfortan dibawah panji dan perlindungan Bunda Maria

.