Doktor Mariologi dari Kota Reinha Rosari Larantuka

Roma, 19 Maret 2024 – Pada hari ini (19/3), seorang imam Montfortan asal Indonesia yang bernama RP. Fidelis Bolo Wotan, SMM mempertanggungjawabkan disertasi doktoralnya di Pontifica Facoltà Teologica MarianumRoma. Pastor yang biasa disapa dengan Pater Fidel ini, akan menjadi salah satu dalam bilangan Doktor Teologi Dogmatik dengan spesialisasi pada bidang Mariologi. Besar kemungkinan (apabila saya tidak keliru), beliau akan menjadi Doktor Teologi dengan spesialisasi di bidang Mariologi (baca: Mariolog) yang pertama dari dan di Indonesia. Kuliah Doktoralnya ditempuh dalam rentang waktu kurang lebih 3 tahun (Oktober 2021 – Maret 2024). Saat ditanyai tentang perasaan yang dialaminya, P. Fidel berkata: “Semuanya seperti mimpi, ketika moderator (baca: dosen pembimbing) menyampaikan kepada saya jadwal sidang untuk mempertahanakan hasil penelitianku. Setelah menyelesaikan semua tulisan pada bulan Desember 2023 yang lalu, satu-satunya yang saya nantikan ialah jadwal ujian dari moderator. Saya memperoleh kepastian tanggal ujian ini pada awal Februari yang lalu. Saya merasa senang dan semuanya benar-benar seperti mimpi”.

Sidang disertasi ini bertepatan dengan saat di mana Gereja Katolik merayakan Hari Raya Santo Yusuf, Suami Maria (19 Maret). Momen ini seperti menjadi salah satu realisasi mimpi St. Yusuf, sebagaimana yang terdapat di dalam bacaan Injil pada Hari Raya ini (bdk. Mat. 1:16, 18-21.24a). Dari Rahim Pontifica Facoltà Teologica Marianum-Roma, lahir seorang Mariolog baru bagi Gereja. Beliau menulis disertasi dengan judul, “SEMANA SANTA AND DEVOTION TO “TUAN MA” (MARY, MATER DOLOROSA): An Inheritance of Faith in the Work of Evangelization of Dominicans Missionaries in Larantuka, Flores-Indonesia (Theological, Interreligious and Cultural Dimension)”. Disertasi yang berjumlah 543 halaman ini, berbicara secara khusus dan detail mengenai Semana Santa dan Devosi kepada Maria, “Tuan Ma” yang sudah berusia 5 abad lebih di Flores Timur. Di hadapan para dosen penguji dan peserta yang hadir, Pastor Fidel menyajikan uraian mengenai hasil penelitiannya dengan sangat baik.  

Kita menaruh harapan besar pada sumbangan yang akan diberikan oleh Mariolog baru ini bagi lahirnya refleksi-refleksi teologis-Marial dari dan dalam konteks hidup beriman umat Katolik Indonesia. Kita juga menunggu kontribusi beliau dalam mengangkat devosi-devosi Marial yang hidup di bumi Indonesia untuk dikenalkan kepada dunia. Salah satu kesulitan terbesar yang dihadapi oleh Mariolog asal Solor-Flores Timur ini selama melakukan penelitiannya ialah terbatasnya sumber-sumber rujukan/referensi tertulis. Beliau mengatakan, “Saya harus mengakui bahwa salah satu kesulitan terbesar yang dihadapi selama melakukan penelitian ialah sedikitnya referensi tertulis yang berbicara tentang “Semana Santa dan Devosi kepada Tuan Ma”. Tulisan-tulisan teologis khususnya tulisan mariologis yang mengkaji tema tersebut, juga sangat terbatas.  Ada beberapa penulis yang berbicara tentang “Semana Santa” di Larantuka, namun mereka menguraikannya dari persepektif yang lain. Lebih lanjut, Pater Fidel mengungkapkan, “Ada beberapa sumber yang saya temukan dalam Bahasa Perancis dan Belanda namun kurang lengkap teristimewa uraian tentang devosi itu dalam kaitannya dengan dokumen-dokumen Gereja. Selain itu, saya juga harus masuk ke dalam sumber-sumber asli berbahasa Portugis yang secara khusus berbicara tentang periode-periode awal Misi Evangelisasi di Solor-Larantuka. Awalnya saya tidak menemukan banyak sumber namun berkat usaha untuk mengumpulkan satu per satu sumber-sumber yang ada, saya dapat menjumpai kekayaan yang besar dalam menuliskan tema ini”.

Sidang untuk mempertahankan tesis doktoral pada hari ini (19/3) menjadi puncak sekaligus awal bagi RP. Fidel, SMM. Menjadi puncak, oleh karena beliau telah menyelesaikan seluruh rangkaian ziarah perkuliahannya di bidang Mariologi. Menjadi awal, sebab beliau akan memulai peziarahan sebagai “Mariolog” dengan tugas dan tanggungjawab yang akan ia terima dalam Gereja dan Serikat Maria Montfortan (SMM). Sumbangan-sumbangan refleksi beliau di bidang Mariologi sangat dinantikan untuk membantu anggota Gereja berjalan dan bertumbuh dalam devosi yang benar kepada Bunda Maria. Beliau menegaskan, “Melalui tulisan ini, saya berharap bahwa segenap umat Katolik yang ada di Indonesia dan secara khusus di Solor-Larantuka dan Flores Timur bahkan NTT dapat menimba kekayaan iman dari devosi-devosi Marial yang mereka jalani setiap hari. Sekaligus saya ingin mengajak mereka untuk mengetahui bahwa Bunda Maria yang Anda dan saya cintai itu hanyalah sarana yang Tuhan pakai untuk keselamatan kita. Dia memang berada di tengah-tengah kehidupan umat, namun bukan menjadi pusat. Yesus tetap menjadi satu-satunya pusat kehidupan iman. Maria hadir di tengah-tengah kehidupan umat Kristiani justru dalam rangka untuk membantu mereka semakin mendekatkan diri dan mempersatukan hidup itu sendiri dengan Kristus, Putranya secara lebih sempurna sebagaimana yang ditegaskan oleh Santo Louis-Marie de Montfort [1673-1716].

Mariolog baru ini menjelaskan tentang pentingnya partisipasi putra-putri Maria dalam hidup liturgis dan sakramental Gerejawi. Partisipasi itu menjadi buah dari bakti dan devosi mereka kepada Ibu Yesus. “Salah satu hal yang paling penting untuk diingat dan dipahami ialah Devosi Kepada Bunda Maria hendaknya membawa mereka untuk berpartisipasi pada kehidupan Liturgis dan Perayaan Sakramen-sakramen Gerejawi. Umat Katolik hendaknya menyadari bahwa perayaan-perayaan liturgis dan sakramen Gerejawi menjadi puncak kehidupan iman dan yang membawa mereka pada kedewasaan hidup beriman yakni, tercapainya keserupaan dengan Kristus. Keseimbangan antara liturgi dan kesalehan umat (devosi Marial) seperti yang ditegaskan dan dianjurkan oleh dokumen-dokumen Gereja tetap menjadi prioritas utama dalam menghayati hidup kekristenan kita sebagai orang Katolik”, imbuh Pastor Fidel.

RP. Hironimus Edison, SMM

Bagikan: