Poco, 22 September 2024 – Para anggota DPP beserta para Pastor berembuk untuk menyiapkan segala hal dalam proses penyambutan patung Bunda Maria Ratu Rosari. Paroki Santo Montfort-Poco terpilih sebagai salah satu paroki yang terlibat dalam prosesi penyambutan patung Bunda Maria Ratu Rosari dalam rangka memeriahkan festival Golo Curu yang diadakan oleh Keuskupan Ruteng pada tanggal 1 Oktober hingga 7 Oktober 2024. Prosesi Penyambutan Patung Bunda Maria Ratu Rosari ini diadakan pada tanggal 30 September 2024.
Satu minggu berlalu dengan cepat. Sejak pagi pada tanggal 30 September 2024, segala hal yang sudah direncanakan satu minggu sebelumnya ditindaklanjuti pada hari itu. Mulai dari pengadaan mobil, sound system, mendekor mobil, mendekor tempat patung dan lain sebagainya. Komunitas pastoran bekerja sama dengan komunitas Susteran Daughter of Wisdom (DW) dan beberapa umat. Pada sore hari pkl 16.00 WITA, segenap umat Paroki berbondong-bondong dalam kegiatan penyambutan patung Bunda Maria Ratu Rosari di Tengkutok, kampung perbatasan antara Paroki Santo Montfort-Poco dan Paroki Kristus Raja-Pagal. Bagi segenap umat Paroki Santo Montfort-Poco, kegiatan ini merupakan kesempatan yang indah untuk berdoa bersama Bunda Maria. Selain itu, penyambutan patung Bunda Maria Ratu Rosari adalah kesempatan dalam rangka menyongsong bulan Oktober sebagai bulan Rosario di mana umat diberi kesempatan untuk berdoa Rosario secara bergiliran dari rumah ke rumah.
Dalam proses penyerahan Patung Bunda Maria Ratu Rosari dari paroki Pagal ke paroki Poco didahului dengan kebiasaan atau budaya khas Manggarai, yakni kapu (ritus adat Manggarai untuk menerima tamu). SetelahnyaPastor Paroki Kristus Raja-Pagal, yakni Pater Aba, OFM menyerahkan patung Bunda Maria Ratu Rosari kepada Pater Siong, SMM selaku Pastor Rekan Paroki Poco. Seusai acara penyambutan patung Bunda Maria Ratu Rosari di Tengkutok, Pater Siong memimpin rombongan umat Paroki Poco menuju gereja Paroki sembari berdoa Rosario yang dipimpin oleh para suster DW. Patung Bunda Maria Ratu Rosari diarak menggunakan mobil bersama seluruh umat hingga di desa Uluwae, Poco. Kemudian prosesi dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju ke Gereja. Para petugas pengangkat tandu telah siap sedia. Selama prosesi umat berdoa Rosario dan menyanyikan lagu yang bertema Maria dari buku Madah Bakti dan buku Bunda Maria. Selama prosesi ini, umat sungguh-sungguh terlibat dalam doa dan bernyanyi.
Sesampai di gereja, patung Bunda Maria Ratu Rosari diletakkan di tempat yang telah disediakan. Kemudian acara dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi yang di pimpin oleh Romo Pepi, Pr sebagai salah satu panitia festival Golo Curu. Sesudah Perayaan Ekaristi selesai, umat diberikan waktu secara pribadi untuk berdoa kepada Bunda Maria. Khusus pada malam itu, gereja dibuka sepanjang malam hingga esok harinya. Hal ini bertujuan agar umat menyediakan waktu pribadi untuk berkunjung sekaligus berdoa memohon doa Bunda Maria Ratu Rosari.
Keesokan harinya, 1 Oktober pkl 13.00 WITA, umat Paroki Poco mulai berkumpul kembali di gereja untuk mengikuti ibadat pelepasan Patung Bunda Maria Ratu Rosari. Ibadat ini dipimpin oleh Pater Siong, SMM. Pkl 14.00 WITA, perarakan dimulai menuju Pela, kampung perbatasan Paroki Santo Montfort-Poco dan Paroki Santo Fransiskus Asisi-Karot. Di Pela, umat Paroki Karot telah siap sedia menyambut kedatangan patung Bunda Maria Ratu Rosari dari umat Paroki Santo Montfort-Poco. Umat Paroki Santo Fransiskus Asisi-Karot sangat antusias. Rombongan umat Paroki Poco dan patung Bunda Maria Ratu Rosari diterima dengan ritus adat melalui tarian dan acara kapu. Setelah acara adat selesai, Pater Siong, SMM menyerahkan patung Bunda Maria Ratu Rosari kepada Pater Bovan Lelo, OFM. Selanjutnya patung Bunda Maria Ratu Rosari diarak menuju Paroki Santo Fransiskus Assisi-Karot dan rombongan dari Paroki Poco kembali ke Paroki dan umat pulang ke rumah masing-masing dan siap menyambut sekaligus menjalankan bulan Rosario untuk berdoa Rosario dari rumah ke rumah.
Fr. Jansent, SMM _ Frater Pastoral Paroki St. Montfort-Poco.