MENTORELLA

Roma, 05 April 2024 – Kegiatan yang kami jalani sebagai komunitas pada hari ini ialah ziarah Marial. Agenda ini sudah ditetapkan bersama saat rekoleksi komunitas pada tanggal 17 Februari yang lalu. Tempat yang menjadi destinasinya ialah The Shrine of Mentorella. Saya tidak pernah mendengar nama tempat ini sebelumnya. Sejarah dan kisah yang membuat tempat itu menjadi tujuan peziarahan juga belum saya ketahui. Saya mengikuti saja apa yang menjadi pilihan para pemimpin komunitas. Bersama dengan teman-teman sekomunitas, saya menikmati perjalanan ke Mentorella dengan penuh sukacita. Saya berinisiatif untuk membuka musik di Youtubue demi menemai kami sepanjang perjalanan. Sukacita para konfrater dalam menikmati lagu-lagu yang saya buka melahirkan rasa senang di dalam diri. Satu hal yang membuat saya sedikit merasa takut ialah rute perjalanan yang kami tempuh. Jalan benar-benar sempit dan mobil yang kami tumpangi harus melekuk-liku melewati pegunungan.

Ketika tiba di tempat tujuan, Pater Marco memberikan penjelasan tentang sejarah dan kisah yang membuat tempat itu menjadi tujuan peziarahan. Di sana, kami berjumpa dengan ikon Maria Bunda Segala Rahmat (Madonna delle grazie). Saya kurang mengerti tentang kisah penampakannya. Akan tetapi, kesaksian yang membuat saya merasa sangat terkesan dengan tempat itu ialah kisah kunjungan dari St. Benediktus Abbas, St. Yohanes Paulus II dan Paus Benedikts XVI. Kehadiran ketiga tokoh itu sebenarnya menjadi representasi yang sangat mumpuni di dalam menjelaskan pentingnya Mentorella sebagai tempat ziarah. Saya benar-benar merasa kagum dengan kesan yang ditulis oleh St. Yohanes Paulus II. Menurut Orang Kudus dari Polandia, Mentorella merupakan tempat yang paling aman untuk berdoa. Selain karena jauh dari kebisingan, tempat itu menyajikan keheningan yang sangat membantu untuk berkontak dengan Allah. Kesaksian Paus ke-264 di dalam sejarah Gereja ini terafirmasi oleh situasi yang saya alami sendiri. Tempatnya benar-benar sunyi dan sepi.

Kami mendaraskan 5 Peristiwa Rosario sebagai penanda utama ziarah komunitas. Ada 4 bahasa yang digunakan saat mendaraskan Salam Maria yakni Italia, Perancis, Inggris, dan Spanyol. Kami benar-benar menikmati suasana kunjungan ini. Selain untuk mengisi diri dengan kesegeran spiritual pasca pelayanan pekan suci, kunjungan ini juga menjadi ungkapan syukur komunitas dan pribadi untuk semua rahmat dan anugerah yang diterima dari Allah. Bukanlah sebuah kebetulan bahwa pernyataan syukur itu berlangsung di tempat ziarah Maria Bunda Segala Rahmat-Mentorella.

RP. Hiro Edison, SMM

Bagikan: